Minggu, 24 Juni 2012

potensiometri


POTENSIOMETRI
Titrasi potensiometri suatu eksperimen dapat diukur dengan menggunakan dua metode yaitu, pertama (potensiometri langsung) yaitu pengukuran tunggal terhadap potensial dari suatu aktivitas ion yang diamati, hal ini terutama diterapkan dalam pengukuran pH larutan air. Kedua (titrasi langsung), ion dapat dititrasi dan potensialnya diukur sebagai fungsi volume titran.Potensial sel, diukur sehingga dapat digunakan untuk menentukan titik ekuivalen. Suatu petensial sel galvani bergantung pada aktifitas spesies ion tertentu dalam larutan sel, pengukuran potensial sel menjadi penting dalam banyak analisis kimia (Basset, 1994). Proses titrasi potensiometri dapat dilakukan dengan bantuan elektroda indikator dan elektroda pembanding yang sesuai. Dengan demikian, kurva titrasi yangdiperoleh dengan menggambarkan grafik potensial terhadap volume pentiteryang ditambahkan, mempunyai kenaikan yang tajam di sekitar titik kesetaraan.Dari grafik itu dapat diperkirakan titik akhir titrasi. Cara potensiometri inibermanfaat bila tidak ada indikator yang cocok untuk menentukan titik akhirtitrasi, misalnya dalam hal larutan keruh atau bila daerah kesetaran sangatpendek dan tidak cocok untuk penetapan titik akhir titrasi dengan indikator(Rivai, 1995). Titik akhir dalam titrasi potensiometri dapat dideteksi dengan menetapkanvolume pada mana terjadi perubahan potensial yang relatif besar ketikaditambahkan titran. Dalam titrasi secara manual, potensial diukur setelahpenambahan titran secara berurutan, dan hasil pengamatan digambarkan padasuatu kertas grafik terhadap volum titran untuk diperoleh suatu kurva titrasi.Dalam banyak hal, suatu potensiometer sederhana dapat digunakan, namun jikatersangkut elektroda gelas, maka akan digunakan pH meter khusus. Karena pHmeter ini telah menjadi demikian biasa, maka pH meter ini dipergunakan untuksemua jenis titrasi, bahkan apabila penggunaannya tidak diwajibkan (Basset,1994).Reaksi-reaksi yang berperan dalam pengukuran titrasi potensiometri yaitureaksi pembentukan kompleks reaksi netralisasi dan pengendapan dan reaksiredoks. Pada reaksi pembentukan kompleks dan pengendapan, endapan yangterbentuk akan membebaskan ion terhidrasi dari larutan. Umumnya digunakan elektroda Ag dan Hg, sehingga berbagai logam dapat dititrasi dengan EDTA.Reaksi netralisasi terjadi pada titrasi asam basa dapat diikuti dengan elektrodaindikatornya elektroda gelas. Tetapan ionisasi harus kurang dari 10-8.Sedangkan reaksi redoks dengan elektroda Pt atau elektroda inert dapatdigunakan pada titrasi redoks. Oksidator kuat (KmnO4, K2Cr2O7, Co(NO3)3)membentuk lapisan logam-oksida yang harus dibebaskan dengan reduksi secarakatoda dalam larutan encer (Khopkar, 1990).Persamaan Nernst memberikan hubungan antara potensial relatif suatuelektroda dan konsentrasi spesies ioniknya yang sesuai dalam larutan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar