Rabu, 19 September 2012

Salep

 
A.pengertian salep
Menurut FI iV salep adalah sediaan setengah padat tunjukan untuk pemakaian tropikal pada kulit atau selaput lendir salep tidak boleh berbau tengkik kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang tidak mengandung obat keras atau narkotika adalah 10 %
B. penggolongan salep
1. menurut konsintensinya salep dibagi menjadi :
a. unguenta :adalah salep yang mempunyai konsentrasi seperti mentega tidak mencair pada suhu biasa tetepi mudah di oleskan tanpa memakai tenaga
b. cream :adalah salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit suatu tipe dapat di cuci dengan air
c. pasta :adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat(serbuk) suatu salep tebal kerena merupakan penutup atau pelindung bagian kulit yang diberi
d. cerata :adalah suatu salep berlemak yang mengandung persentase tinggi lilin (waxes) sehinga konsentrasinya lebih keras
e. gelones spumae (jelly) : adalah suatu salep yang lebih halus umumnya cair dan mengandung sedikit atau tanpa lilin digunakan terutama pada membran mukosa sebagai pelicin atau basis biasanya terdiri dari campuran sederhana minyak dengan titik lebur yang rendah
2. menurut efek terapinya salep dibagi atas :
- Salep epidermic (salep penutup)
Digunakan pada permukaan kulit yang berfungsi hanya untuk melindungi kulit dan menghasilkan efek lokal, karena bahan obat tidak diabsorsi. Kadang – kadang ditambahkan antiseptik, astrigen untuk merendahkan rangsangan dasar salep yang terbaik adalah senyawa hidrokarbon (vaselin)
-  salep endodermik
Salep dimana bahan obatnya menembus kedalam tetapi tidak melalui kulit dan terabsorsi sebagaian. Untuk melunakan kulit atau selaput lendir diberi lokal iritan . dasar salep yang baik adalah minyak lemak
-  salep diadermic (salep serap)
Salep dimana bahan obatnya menembus kedalam melalui kulit dan mencapai efek yang diinginkan karena diabsorsi seluruhnya, misalnya pada salep yang mengandung senyawa mencuri, lolida, belladonnae. Dasr salep yang baik adalah adeps lanae dan oleum cacao
3. menurut dasar salepnya, salep dibagi atas :
a. salep hydrophobic : yaitu salep-salep dengan bahan dasar berlemak misalnya campuran dan lemak-lemak minyak lemak malam yang tak tercuci dengan air
b. salep hydrophillic : yaitu salep yang kuat menarik air,biasanya dasar salep tipe O/W atau seperti dasar hydrophobic teteapi kosetrasinya lebih lembek, kemungkinan juga tipe O/W antara lain campuran sterol dan petrolatum
C. DASAR SALEP
Menurut Fi 4 dasar salep yang digunakan sebgai pembawa dibagi dalam 4 kelompok, yaitu :
1. dasar salep hidrokarbon
Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak, antara lain vaselin putih dan salep putih.
2. dasar salep serap
Dasar salep ini dibagi dalam 2 kelompok.
a. terdiri atas dasar salep yang dapat tercampur dengan air membentuk elmulsi air dalam minyak (varafin hidrofilik dan lanolin anhidrat)
b. terdiri atas emulsi air dalam minyak yang dapat tercampur dengan sejumlah larutan air tambahan (lanolin) dasar salep ini juga berfungsi sebagai emolien.
3. dasar salep yang dapat dicuci dengan air
Dasar salep ini adalah minyaka dalam air antara lain salep hidrofilik (krim).
Dasar salep ini dinyatakan juga sebagai dapat dicuci dengan air, karena mudah dicuci dari kulit atau dilap basah sehinga lebih dapat diterima untuk dasar kosmetika.
4. dasar salep larut dalam air
Kelompok ini disebut juga dasar salep yang berlemat dan terdiri dari konstituen larut air .
BEBERAPA CONTOH_CONTOH DASAR SALEP
1. dasar salep hidrokarbon
Vaselin putih , vaselin kuning campuran vaselin dengan cera ,paraffin cair,padat,dan minyak nabati
2. dasr salep serap
Adeps slanae ,unguenatum simpleks
3. dasar salep dapat dicuci dengan air
Dasar salep emulsi tipe O/W (vanishing cream)
4. dasar salep larut air
PEG(poly ethilen glicol
KUALITAS DASAR SALEP YANG BAIK ADALAH :
1. stabil, selama dipakai harus bebas dari inkompatibilitas ,tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembaban kamar.
2. lunak, semua zat yang ada dalam salep harus dalam keadaan halus, dan seluruh produk harus lunak dan homogen
3. mudah dipakai
4. dasar salep yang cocok
5. dapat terdistribusi merata

Minggu, 24 Juni 2012

titrasi


TITRASI
            Istilah analisis volumetric mengacu pada analisis kuantitatif yang dilakukan dengan menetapkan volume suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat, yang diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan larutan dari zat uji yang akan ditetapkan.
Larutan dengan konsentrasi yang diketahui tepat itu disebut larutan baku.
            Larutan baku biasanya ditambahkan dari dalam buret. Proses penambahan larrutan baku sampe reaksi tepat lengkap, disebut titrasi. Larutan pereaksi yang ditambahkan disebut titran. Saat dimana reaksi itu lengkap disebut titik equivalen. Titrasi harus bisa dideteksi oleh suatu perubahan yang dapat dilihat secara visual yang dihasilkan oleh reaktan itu sendiri atau zat lain yang ditambahkan untuk membantu melihat perubahan disebut indicator, dan bila perubahan visual tidak dpat diperoleh dari reaktannya sendiri, maka reaktannya sendiri itu bertindak sebagai auto indicator.
            Ada beberapa macam analisis titrasi berdasarkan jenis reaksinya, yaitu reaksi penetralan, pengendapan, dan pembantukan kompleks. Titrasi yang melibatkan penetralan disebut titrasi asam basa. Karena titrasi asam basa untuk mengetahui bobot/konsentrasi/ kadar suatu asam atau basacara ini disebut juga sebagai asidimetri dan alkalimetri. Bila zat yang ditentuka adalah suatu basa, maka reaktan untuk menetapkannya adalah suatu asam, ,maka disebut asidimetri. Sebaliknya, bila reaktan yang menetapkannyaadalah suatu basa disebut alkalimetri.
            Perhitungan kadar pada titrasi asam basa berdasarkan stoikiometri denagn menggunakan satuan-satuan mol atau molar. Sebagai satuan yang lebih umum dipakai untuk keperluan titrasi adalah dalam suatu konsentrasi Normalitas (N) yang disebut tiga mol equivalen (mol x jumlah ion yang harus dinetralkan) per liter (V). Dalam titrasi berlaku rumus :
V.N = V.N
            Perubahan pH terhadap setiap ml. Volume reaktan pada titrasi asam basa. Konsentrasi semua asam dan basa yang dipakai dalam contoh berikut adalah 0,1 N. Kurva berikut mewakili titrasi asam kuat oleh basa kuat, yakni HCl oleh NaOH, karena keduanya adalah elektrolit kuat, ion-ionnya terionisasi sempurna, sehingga perubahan pH dekat TE.
            Yang akan berguna untuk pemilihan indicator titrasi asam basa disebut indicator asam basa atau indikasi pH. Indikator-indikator pH memiliki harga Ka atau Kb yang berbeda, karena memiliki rentang kerja masing-masing.

titrasi spektrofotometri uv-vis


TITRASI SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Pada titrasi dengan cara spektrofotometri, padalarutan yang akan dititrasi ditambahkan zat penitrasi itu sedikit demi sedikit. Setiap kali setelah dilakukan penambahan zat penitrasi itu, larutan dikocok (diaduk), kemudian adsorbansi larutan diukur pada panjang gelombang tertentu. Adanya perbedaan antara nilai–nilai adsorbtivitas molar sebagai zat yang ada pada larutan diukur pada panjang gelombang yang dipilih digunakan disini. Timbulnya atau lenyapnya zat–zat penyerap  (sebagai akibat reaksi selama titrasi) akan menghasilkan suatu perubahan absorbansi yang linear (lurus) sebagai fungsi dari konsentrasi. Berubahnya A dengan konsentrasi bila dilarutkan (diplot) pada kertas grafik akan menghasilkan dua garis lurus (linear) yang akan saling berpotongan tepat pada titik ekivalensi. Kurva titrasi fotometri bentuknya menyerupai kurva titrasi konduktometri atau kurva titrasi amperometri dimana daya hantar larutan dan arus difusi masing – masing berubah secara linear dengan konsentrasi.
Pemilihan panjang gelombang yang akan dipakai selama titrasi perlu dipikirkan oleh karena itu di dalam larutan yang dititrasi paling sedikit ada tiga komponen yang dapat melakukan penyerapan sinar yaitu zat yang dititrasi, zat penitrasi, dan zat hasil titrasi. Biasanya dipilih panjang gelombang dimana salah satu komponen saja yang melakukan penyerapan agar suatu titrasi spektrofotometri berhasil dengan baik. Komponen zat yang diukur A-nya harus menaati hukum Lambert-beer.


potensiometri


POTENSIOMETRI
Titrasi potensiometri suatu eksperimen dapat diukur dengan menggunakan dua metode yaitu, pertama (potensiometri langsung) yaitu pengukuran tunggal terhadap potensial dari suatu aktivitas ion yang diamati, hal ini terutama diterapkan dalam pengukuran pH larutan air. Kedua (titrasi langsung), ion dapat dititrasi dan potensialnya diukur sebagai fungsi volume titran.Potensial sel, diukur sehingga dapat digunakan untuk menentukan titik ekuivalen. Suatu petensial sel galvani bergantung pada aktifitas spesies ion tertentu dalam larutan sel, pengukuran potensial sel menjadi penting dalam banyak analisis kimia (Basset, 1994). Proses titrasi potensiometri dapat dilakukan dengan bantuan elektroda indikator dan elektroda pembanding yang sesuai. Dengan demikian, kurva titrasi yangdiperoleh dengan menggambarkan grafik potensial terhadap volume pentiteryang ditambahkan, mempunyai kenaikan yang tajam di sekitar titik kesetaraan.Dari grafik itu dapat diperkirakan titik akhir titrasi. Cara potensiometri inibermanfaat bila tidak ada indikator yang cocok untuk menentukan titik akhirtitrasi, misalnya dalam hal larutan keruh atau bila daerah kesetaran sangatpendek dan tidak cocok untuk penetapan titik akhir titrasi dengan indikator(Rivai, 1995). Titik akhir dalam titrasi potensiometri dapat dideteksi dengan menetapkanvolume pada mana terjadi perubahan potensial yang relatif besar ketikaditambahkan titran. Dalam titrasi secara manual, potensial diukur setelahpenambahan titran secara berurutan, dan hasil pengamatan digambarkan padasuatu kertas grafik terhadap volum titran untuk diperoleh suatu kurva titrasi.Dalam banyak hal, suatu potensiometer sederhana dapat digunakan, namun jikatersangkut elektroda gelas, maka akan digunakan pH meter khusus. Karena pHmeter ini telah menjadi demikian biasa, maka pH meter ini dipergunakan untuksemua jenis titrasi, bahkan apabila penggunaannya tidak diwajibkan (Basset,1994).Reaksi-reaksi yang berperan dalam pengukuran titrasi potensiometri yaitureaksi pembentukan kompleks reaksi netralisasi dan pengendapan dan reaksiredoks. Pada reaksi pembentukan kompleks dan pengendapan, endapan yangterbentuk akan membebaskan ion terhidrasi dari larutan. Umumnya digunakan elektroda Ag dan Hg, sehingga berbagai logam dapat dititrasi dengan EDTA.Reaksi netralisasi terjadi pada titrasi asam basa dapat diikuti dengan elektrodaindikatornya elektroda gelas. Tetapan ionisasi harus kurang dari 10-8.Sedangkan reaksi redoks dengan elektroda Pt atau elektroda inert dapatdigunakan pada titrasi redoks. Oksidator kuat (KmnO4, K2Cr2O7, Co(NO3)3)membentuk lapisan logam-oksida yang harus dibebaskan dengan reduksi secarakatoda dalam larutan encer (Khopkar, 1990).Persamaan Nernst memberikan hubungan antara potensial relatif suatuelektroda dan konsentrasi spesies ioniknya yang sesuai dalam larutan.